Kamis, 12 Januari 2012

PORNOGRAFI AKIBATKAN PERILAKU SEKS MENYIMPANG

Pornografi memunyai empat efek psikologis bagi mereka yang melihatnya. Keempat efek tersebut menuju pada perilaku seks yang tidak sehat dan menyimpang kepada mereka yang menikmatinya.

Direktur Media Watch Ade Armando mengungkapkan hal tersebut dalam Seminar Fenomena dan Teror Pornografi dalam Media Massa di Jakarta, sebagaimana dikutip harian Media Indonesia.

Menurut Ade Armando, efek tersebut adalah kecanduan (addiction), peningkatan kebutuhan (escalation), materi yang semula tampak immoral perlahan-lahan menjadi hal yang biasa (desensitivization), dan perilaku seks promiskuitas seperti memaksa dan memerkosa serta sodomi (act out sexually).

Efek kecanduan, menurut dia, seseorang sekali melihat gambar atau film porno akan ingin melihat lagi. Efek kedua, eskalasinya akan meningkat, yang mulanya hanya membaca lalu melihat gambar, selanjutnya ingin menyaksikan gambar yang bergerak seperti VCD porno.

Bila orang terus-menerus mengonsumsi film-film porno, menurut Ade, maka dia yang mulanya melihat perilaku seks bebas sebagai hal yang tabu, maka lama-kelamaan perilaku itu jadi biasa saja.

Puncak dari perilaku orang yang sering mengonsumsi film-film porno adalah perilaku seks menyimpang. Misalnya, baru puas bermain seks setelah berhubungan badan dengan cara-cara yang tidak lazim, seperti dipukul, diikat, atau dicambuk.

"Mereka seakan baru puas setelah perempuannya disiksa, seperti dalam kebanyakan isi film-film pornografi yang beredar ilegal di Indonesia," tegasnya.

Efek dari pornografi ini, menurut dia, secara keseluruhan akan menjadikan masyarakat Indonesia tergolong masyarakat aktif seksual. "Namun, celakanya aktifnya di luar nikah, seperti di beberapa negara Barat," tegasnya.















Efek Pornografi seperti Kecanduan Kokain


Efek pornografi pada otak dinamakan toxic, yang berefek setara ketagihan kokain. Padahal, ditengarai ada 420 juta situs syur di internet

Sebuah panel yang terdiri dari para pakar memasukkan laporan ke Senat Amerika Serikat (AS) berkaitan dengan pengaruh buruk pornografi.

Seorang psikiatris menyebutkan PORNOGRAFI adalah jalan bebas hambatan menuju praktek sadomasokis dan kontak seksual dengan binatang.

Sekitar 420 juta website terkait dengan pornografi berserak di internet, membuat kecanduan gambar syur teramat sulit dhentikan dibanding ketika zamannya mesti membeli majalah dan sembunyi-sembunyi di kamar.

Dari toxic pada otak, kecanduan pornografi merambah ke pengunaan kartu kredit yang membabi buta, kurang tidur, menghindar dari tanggungjawab, atau bahkan ‘menendang’ pasangan dalam kehidupan nyata.

Terapis seks Dr Louanne Cole Weston yang juga seorang anggota panel mengatakan, ada tiga hal mengapa seseorang doyan pornografi. Pertama, untuk memuaskan fantasi; kedua, menghindari keintiman dan hubungan dalam kehidupan nyata; dan ketiga atau yang paling banyak menjadikan pornografi sebagai teman sebelum masturbasi.

"Seringkali seseorang tidak mendapatkan hal yang diinginkan dalam kehidupan nyata," kata Dr Weston. Karena itu, pornografi dalam skala tertentu dapat juga menjadi bagian dari hubungan yang sehat, namun pada titik tertentu justru menjadi racun.

Sebagian orang berpaling ke pornografi karena keintiman dalam sebuah hubungan sama sulitnya dengan mempertahankan hubungan itu sendiri. Karena itu kemudian menyisihkannya untuk dinikmati secara rahasia.

Selain itu, dengan semakin mandirinya seseorang, ternyata memberi pengaruh terhadap sebuah hubungan sosial.

Sementara label kecanduan pornografi, menurut dr Weston, adalah istilah yang muncul karena kehidupan sosial tidak setuju dengan perilaku itu. Banyak yang merasa malu dengan masturbasi.


Kehidupan seksual normal atau sehat jika perilaku seksual itu dilakukan dengan pasangan nikah,berperilaku seks dengan cara, tempat dan waktu serta tujuan yang tepat untuk mencapai kebahagiaan secara fisik dan jiwa dalam mepertahankan eksistensi kehidupan manusia itu sendiri. Ada dua segi abnormalitas dari seksual yaitu segi fungsi dan kejiwaan.

Dimana abnormalitas seksual segi fungsi sangat banyak dikenal oleh masyarakat umum misalnya impotent, frigiditas, disparenia sedangkan abnormalitas segi kejiwaan biasa disebut juga psikoseksual abnormal yaitu deviasi seksual. Pengertian dari deviasi seksual yaitu gangguan dari arah dan tujuan aktivitas seksual terhadap obyek tidak lazim agar mendapatkan kepuasan.

Deviasi seksual sangat banyak macamnya terdiri dari Homosexual/lesbianisme yaitu perilaku seksual dilakukan pada sesama jenis,

Fethisme perilaku terhadap sebuah benda misal sepatu, pakaian dalam, kaos kaki, atau rambut,

Pedofilia perilaku dilakukan pada anak yang belum matang secara seksual,

Transvesitisme dengan cara memakai pakaian dan berperan sebagai lawan jenis,

Zoofilia perilaku seksual lewat binatang untuk mencapai kepuasan,

Proumerisme menggosok-gosokan tubuh pada lawan jenis,

Sadisme seorang mencapai kepuasan dengan jalan menyakiti secara fisik dan psikologi obyeknya,

Masokhist yaitu mendapatkan kenikmatan bila disakiti obyeknya.

Dua yang terakhir merupakan bentuk yang sangat banyak dijumpai dimasyarakat namun tidak disadari yaitu Exhibisionisme dan Voyeurisme.

Pengertian yang dapat disimpulkan dari berbagai defenisi yang terdapat dalam buku-buku tentang gangguan psikoseksual yaitu ex seseorang memperlihatkan anggota tubuh yang merangsang terutama alat kelamin selain partner/pasangan pernikahan dengan maksud mencapai kegairahan seksual, kepuasan baik materi maupun non materi.

Voyeurisme/ skopofilia perilaku dimana seseorang mengamati aktivitas seksual atau ketelanjangan selain pasangan pernikahan dengan maksud mencari kepuasan seksual. Sebagian besar masyarakat mungkin tidak menyadari gejala-gejala awal dari gangguan jiwa ini.

Gangguan kejiwaan seksual ini terkait dengan masalah pornoversal = terutama pornografi dan pornoaksi yang marak sekarang diperbincangkan. Banyak yang tidak menyadari bahwa ternyata seks bebas merupakan sebuah penyakit kejiwaan. orang yang mengalami gangguan jiwa bermacam-macam, misalnya pada exhibisionisme tingkat ringan mungkin seseorang hanya memperlihatkan sebagian tubuhnya misal lengan dalam, paha.

Dan dia dikatakan menderita gangguan jiwa berat jika organ vitalnya sudah dipertontonkan. Begitu pula dengan voyeurisme biasanya gejala-gejala awal dari penyakit jiwa ini terlihat dimana seseorang sudah menganggap wajar pornografi, melihat secara sembunyi-sembunyi seseorang lagi mandi ataupun bertukar pakaian langsung ataupun lewat media apapun.

Penyakit ini makin parah jika dia tidak dapat mengendalikan diri melihat secara langsung aktivitas seksual maupun pornografi dari orang lain secara berulang kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar